Jumat, 08 Januari 2016

MAKALAH BALAGHAH


KALAM INSYA’
A.    Pengertian
Insya’ secara bahasa artinya mewujudkan. Sedangkan menurut istilah pengertian insya’ adalah ucapan yang tidak mengandung pengertian kebenaran dan kedustaan bagi zatnya.Separti Ighfar dan Irham.[1]
B.     Macam-macam kalamInsya’
Insya’ terbagi kepada dua macam yaitu:
1.      Insya’thalabi,
Insya’thalabi, yaitu kalam yang mengandung shighat perintah, larangan, pengharapan sesuatu yang sulit terwujud, pertanyaan dan seruan yang memotivasi terwujudnya sesuatu yang diminta yang tidak hasil seketika.[2]Ataukalamthalabi adalah kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada waktu kalimat itu diucapkan.[3]
a.       Bentuk-bentuk insya’thalabi
1)      Amr(kalimat perintah)
Amr adalah menunutut dilaksanakannya suatu pekerjaan oleh pihak yang lebih tinggi kepada pihak yang lebih rendah. Amrmempunyai empat macam redaksi, yaitu fi’il amr, fi’il mudhaari’ yang didahului dengan lam amr, isim fi;il amr dan mashdar yang menggantikan fi’ilamr. 




Kadang-kadang amr tidak digunakan untuk maknanya yang asli, melainkan kepada makna yang lain. Hal ini dapat diketahui susunan kalimat. Makna lain tersebut adalah irsyad (bimbingan), do’a (permohonan), iltimas (tawaran), tamanni (harapan yang sulit tercapai), takhyir (pilihan), taswiyah (menyamakan), ta’jid (melemahkan mukhatab), tahdid (ancaman) dan ibahah (kebolehan).
2)      Nahyi (kalimat larangan)
Nahyi adalah tuntutan tidak dilakukannya suatu perbuatan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang yang martabatnya lebih rendah. Redaksi nahyi adalah fi’ilmudhari’ yang didahului laanahiyah.
 Kadang-kadang redaksi nahyi keluar dari maknanya yang hakiki dan menunjukkan makna lain yang dapat dipahami dari susunan kalimat serta kondisi dan situasinya, seperti untuk do’a, iltimas, tamanni, irsyad, taubih, tai-iis (pesimistis), tahdid dan tahqir (penghinaan).
3)      Istifham (kalimat tanya)
Istifham adalah mencari pengetahuan tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui. Adatulistifham itu banyak sekali di antaranya adalah hamzah dan hal.
Hamzahdigunakan untuk mencari pengetahuan tentang dua hal:
a.       Tashawwur, yaitu gambaran tentang mufrad. Dalam hal ini hamzah langsung diiringi dengan hal yang ditanyakan dan umumnya hal yang ditanyakan ini mempunyai bandingan yang disebutkan setelah lafadz am. Contoh:
اراكبا جئت ام ماشيا؟
“Apakah kamu dating dengan kendaraan, ataukah berjalan kaki?”
b.      Tashdiq, yaitu gambaran tentang nisbah. Dalam hal ini bandingan tidak dapat disebutkan. Contoh:
اتتحرك الأرض؟
“Apakah bumi itu bergerak?”
Hal digunakan untuk meminta tentang tashdiq, tidak yang lain dan tidak boleh menyebut bandingan perkara yang ditanyakan dengan hal. hal itu ada dua macam:
1.      Hal mashitah bila untuk menanyakan wujud atau tidaknya sesuatu, seperti: “hal al-insaanu al-kaamilu maujudun”.
2.      Hal murakkabah bila untuk menanyakan keberadaan sesuatu pada sesuatu, seperti: “Hal an-nabaatu hassaasun?”.(apakah tumbuh-tumbuhan itu memiliki kepekaan?).
4)      Tamanni (kata untuk mengharapkan sesuatu yang sulit terwujud)
Tamanni adalah mengharapkan sesuatu yang tidak dapat diharapkan keberhasilannya, baik karena memang perkara itu mutahi terjadi, atu mungkin terjadi namun tidak dapat diharapkan tercapainya.
Kata-kata yang dipergunakan untuk tamanni adalah laita, dan kadang-kadang dipakai juga kata-kata hal, lau, dan la’alla atas dasar tujuan balaghah. Contoh:
اسرب القطا هل من يعير جناحه # لعلي الى من قد هويت اطير
“wahai kawanan burung qatha (mirip merpati), siapakah yang mau meminjamkan sayapnya supaya aku dapat terbang kepada orang yang aku cintai?”.      


5)      Nida’ (kata seru)
Nida’ adalah menghendaki menghadapnya seseorang dengan menggunakan huruf yang menggantikan lafaz ad’uu. Huruf-huruf nida’ itu ada delapan: hamzah, ay, yaa, aa, aay, ayaa, hayaa, dan waa.Hamzah dan ay untuk memanggil munada yang dekat, sedangkan huruf nida’ yang lain untuk memanggil munada yang jauh.
Kadang-kadang munada yang jauh dianggap sebagai munada dekat, lalu dipanggil dengan huruf nida’ hamzah dan ay. Hal ini merupakan isyarat atas dekatnya munada dalam hati orang yang memanggilnya. Dan kadang-kadang munada yang dekat dianggap sebagai munada yang jauh, lalu dipanggil dengan huruf nida’ selain hamzah dan ay. Hal ini sebagai isyarat atas ketinggian derajat munada, atau kerendahan martabatnya, atau kelalaian dan kebekuatan hatinya.
Kadang-kadang nida’ dapat menyimpang dari maknanya yang asli kepada makna yang lain, dan hal ini dapat diketahui melalui beberapa karinah, seperti sebagai teguran, untuk menyatakan kesusahan dan untuk menghasut.








b.      Contoh-contoh Insya’Thalabi
1)      Contoh Insya’Thalabidalam bentuk Amr
احبب حبسبك هونا ما عسى ان يكون بغيضك يوما ما # وابغض بغيضك هونا ما عسى ان يكون حبسبك يوما ما
“cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, barangkali suatu hari ia akan berubah menjadi orang yang engkau benci # dan bencilah orang yang engkau benci sedang-sedang saja, barangkali suatu hari ia akan berubah menjadi kekasihmu”.
2)      Contoh Insya’Thalabidalam bentuk Nahyi
لا تطلب من الجزاء الا بقدر ما صنعت
“ Janganlah kamu menuntut balasan kecuali senilai apa yang kamu kerjakan”.

3)      Contoh Insya’Thalabidalam bentukIstifham
ااذكرحاجتى ام قد كفاني # حياؤك ان شيمتك الحياء
“ Apakah aku harus menyebutkan kebutuhanku, ataukah rasa malumu itu cukup bagiku # sesungguhnya rasa malu itu adalah perangaimu”.
4)      Contoh Insya’Thalabidalam bentuk Tamanni
يا ليت شعري وليت الطير تخبرني # ما كان بين علي وابن عفانا
“semoga syairku dan burung itu memberitahukan kepadaku apa yang terjadi antara Ali dan Ibnu Affan”.
فيا ليت ما بيني وبين احبتي # من البعد ما بيني وبين المصا ئب 
“ Maka, alangkah indahnya seandainya jarak antara aku dan kekasihku sejauh antara aku dan musibah-musibah yang menimpaku”.
5)      Contoh Insya’Thalabidalam bentukNida’
اجا رتنا انا غريبان هاهنا # وكل غريب للغريب نسيب
“ Wahai penolongku, sesungguhnya kita berdua di siniadalah pengembara, dan setiap pengembara itu senasib dengan pengembara lainnya”.


2.      Insya’ ghairu thalabi
Insya’ ghairu thalabi, yaitu kalam yang tidak memotivasi terwujudnya sesuatu yang diminta yang tidak hasil seketika.
a.       Bentuk-bentuk Insya’ ghairu thalabi
1)      Shiyaghal-Madhi(kata pujian)
2)      Shiyagh al-Dzamm (kata celaan)
3)      Al-‘uquud(transaksi)
4)      Al-qasm (kata supah)
5)      At-ta’ajjub
6)      Al-rajaa’
b.      Contoh-contoh Insya’ghairu Thalabi
1)      Contoh Insya’ghairu Thalabi dalam bentuk  At-ta’ajjub
ماأكثر الناس إلا بل ماأقلهم # الله يعلم أنى لم أقل فندا
اني لأفتح عيني حين افتحها # على كثير ولكن لاارى احدا
“ Alangkah banyaknya manusia! Tidak, bahkan alangkah sedikitnya mereka! Allah maha tahu bahwa saya tidak berkata dusta.
Sesungguhnya saya benar-benar membuka mata kepada orang banyak, tetapi saya tidak melihat seorang pun”.
2)      Contoh Insya’ghairu Thalabi dalam bentuk al-Dzamm
بئس اللياليسهدت من طرب # شوقا الى من يبيت يرقدها
“ Sejelek-jeleknya malam (adalah malam) yang pada malam itu aku tidak dapat tidur karena merindukan dan mengkhawatirkanseseorang yang tidur pulas”.[4]
Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lain.




[1] Ahmad al-Hasyimi,Jawahiral-,Balaghah(Bairut Lebanon: DKI, 1971), HAL. 47
[2]Ahamad Bachmid, Darsul Balaghah al-‘Arabiyah, (Jakarta: PT RajaGrafindo persada,1996), hal. 64
[3] Ali al-Jarim & Musthafa Amin, terjemahan al-Balaaghatul waadhihah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2013), hal. 238
[4]Ibid., hal. 243-244

Tidak ada komentar:

Posting Komentar